Dalam kehidupan militer Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam, terdapat
teladan yang sangat mempesona. Terutama pada keteguhan menjaga rahasia (
kitman ). Hal ini sangat penting untuk dijelaskan dan direnungkan di
tengah suasana kita saat ini. Betapa banyak kata – kata terlontal dari
mulut kita di jalanan, bus umum, tempat umum atau di tempat pertemuan ;
dengan mudah disadap oleh intel dan mata – mata yang – tentu – pada
gilirannya akan mengundang malapetaka. Padahal Nabi Shollallahu Alaihi
Wa Sallam pernah bersabda ; “ Muslim yang baik itu adalah jika kaum
Muslimin aman dari gangguan tangan dan lidahnya “ Bukan rahasia lagi
bahwa mubaghatah ( serangan mendadak,) adalah salah satu prinsip penting
diantara berbagai prinsip – prinsip perang. Kitman merupakan satu
sarana untuk merealisir mubaghatah itu. Sebab, musuh yang terlebih dulu
tahu tentang rencana mereka yang akan memeranginya, tentu akan berusaha
sekuat tenaga menggagalkan rencana itu. Dan adalah kitman dahulu, kini,
dan yang akan datang, tetap melekat sebagai atribut pada diri orang
muslim. Diatas semuanya, seorang muslim sejati wajib menggenggam kuat
kitman baik dalam suasana damai maupun perang.
Dalam bahasa Arab, kata **** berarti :merahasiakan sesuatu atau
menyembunyikannya. Kata dan memberi makna : orang yang menyembunyikan
rahasianya. Namun dalam istilah kemiliteran kontemporer , kitman
mengandung pengertian : merahasiakan informasi – informasi militer
terutama yang berhubungan dengan data kualitatif , senjata – senjata ,
struktur organisasi , kemampuan logistik , komando , manuver – manuver ,
dan juga yang berkaitan dengan kondisi geografis, dari jangkauan lawan
ataupun kawan. Juga tidak membeberkan rahasia – rahasia itu baik yang
sifatnya kecil maupun besar, yang sepele atupun yang penting dari
jangkauan seluruh manusia tanpa kecuali. Jika kita ingin menggali apa
yang terdapat dalam sastra Arab berupa puisi dan prosa tentang kitman,
maka pembicaraan kita akan menjadi panjang dan bertele – tele. Oleh
karena itu, saya akan membatasi dengan hanya menyebut beberapa pepatah –
pepatah Arab populer. Diantara pepatah – pepatah itu : “ Berhati –
hatilah jangan lidahmu menebah lehermu “. “ Sesungguhnya dinding –
dinding itu memiliki telinga “ “ Dadamu jatuh lebih lapang untuk menjaga
rahasiamu “ “ Sifat hati – hati lebih sulit dari perang “ Allah telah
berfirman dalam kitab- Nya : “Dan apabila datang kepada mereka satu
berita tentang keamanan ataupun ketakutan. Mereka lalu menyiarkannya.
Dan lalu mereka menyerahkannya kepada Rasul ( Pemimpin ) dan cendikiawan
diantara mereka, tentulah orang yang ingin mengetahui kebenarannya (
akan dapat ) mengetahuinya dari mereka ( Rasul dan cendikiawan ). Kalau
tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja ( diantaramu ) ” ( Surah
An Nisa : 83 ) Inilah perintah Ilahi yang memberi peunjuk kepada kaum
Muslimin, bukan sekadar urgensi kitman saja, bahkan kewajiban melaporkan
setiap isyu yang bisa menimbulkan pengaruh buruk atas opini masyarakat
pada orang – orang berkompeten. Ini berguna untuk didengar
pertimbangannya sekaligus menyetop penyebaran isyu itu. Sehingga titik
bahaya tidak semakin membesar, sekaligus membuat pagar penghalang bagi
oknum – oknum yang ingin mencapai tujuannya dengan jalan pintas lewat
penyebaran isyu tersebut. Dalam konteks ini, bila cakupannya di seputar
persoalan – persoalan pribadi yang ringan, tergolonglah ia pada tajassus
( mencari – cari kesalahan ) yang tidak dibolehkan sama sekali dalam
Islam. Dien Islam melarang keras penyiaran rahasia – rahasia militer
Muslimin dan mencapnya sebagai tindakan orang – orang munafiq. Dien
Islam mengharuskan kaum Muslimin agar selalu merujuk kepada pemimpin
umum dan bersikap kritis terhadap berita – berita yang sampai pada
mereka, sebelum berita itu dipercaya dan dilaksanakan. “ Sesungguhnya
jika tidak berhenti orang – orang munafiq, orang – orang yang
berpenyakit dalam hatinya dan orang – orang yang menyebarkan kabar
bohong di Madinah ( dari menyakitinya ) niscaya Kami perintahkan kamu (
untuk memerangi ) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu ( di
Madinah ) melainkan dalam waktu yang sebentar” (Surah Al-Ahzab : 60) Dan
Allah berfirman : “ Wahai orang – orang yang beriman, jika datang
kepada kamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti “ (Surah Al- Hujurat : 6) Dan hadist, Rasulallah SAW pernah
bersabda : “ Semoga Allah memberi rahmat kepada seorang hamba yang
berkata sopan hingga dia beruntung, atau bersikap diam hingga dia
menjadi selamat”. Berkata Ali bin Abi Tholib, “ Rahasiamu adalah
lawanmu. Jika kamu mengungkapkannya jadilah kamu tawanannya ”. Dan
berkatalah Umar bin Abd. Aziz,” Hati adalah wadah penyimpan rahasia.
Mulut adalah gembalanya. Dan lidah adalah kuncinya. Maka hendaklah
setiap manusia menjadi kunci rahasianya”. Ini hanya sedikit dari sekian
keterangan tentang kitman yang terdapat dalam ayat – ayat Al Qur’an,
hadist Nabi, dan butiran – butiran hikmah. Secara keseluruhan ia
menyuruh kita untuk bersikap tegas memegang rahasia ( kitman ) dan
memperingatkan hasil – hasil buruk yang akan lahir akibat bocornya
rahasia. Sesungguhnya rahasia itu merupakan amanah, barang titipan, dan
janji. Tidak layak seorang muslim menghianati amanah, bersikap ceroboh
terhadap barang titipan, atau melanggar janji. Allah Azza Wa Jalla telah
berfirman : “ Dan tepatilah janji, sesungguhnya janji pasti dimintai
pertanggung jawaban”. (Surah Al-Isra : 34) Dan jika dalam pergaulan
pribadi saja rahasia muslim itu merupakan amanah, barang titipan, atau
pun janji yang jika di langgar seringkali mengusik ketenangan individu
atau kelompok ; maka memegang rahasia militer adalah amanah yang besar,
barang titipan yang berharga, dan perjanjian yang kuat, yang dalam
pergaulan sosial bisa saja menimbulkan mudharat atas keselamatan ummat.
Orang yang menyiarkan rahasia – rahasia tentara dan ummatnya tergolong
lalai akan hak tentara dan ummatnya. Dimuka mahkamah Allah dan manusia
tidak ada kata ampun baginya. FAKTOR-FAKTOR KITMAN A. Salah satu
kebriliyanan Rasulallah Shollallahu Alaihi Wa Sallam dalam bidang
militer adalah aplikasi dari subyek kitman yang rapi. Selain itu,
strategi-strategi militer Rasul lainnya tidak boleh dianggap lebih
ringan atau kalah penting dari faktor-faktor kitman. Sesungguhnya
kehidupan militer nabi penuh dengan “ibrah, nasehat, pelajaran dan
hikmah yang seluruhnya perlu dikaji oleh para cendikiawan dan peneliti.
Maneuver-manuver Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam sewaktu menerapkan
kitman, sangatlah mempesona. Pantaslah jika maneuver itu diteladani
disetiap kurun waktu dan tempat. Beliau mempunyai anggota mata-mata yang
berkeliaran dalam kota Madinah yang siap menyadap setiap bentuk
informasi yang ringan ataupum penting yang membahayakan kemaslahatan
umat, baik dalam keadaan damai atau perang. Shahabat Huzaifah bin Yaman
al-ibsi dikenal sangat mengetahui rahasia dari Rasulallah Shollallahu
Alaihi Wa Sallam mengenai orang-orang munafik yang tidak banyak
diketahui oleh orang lain. Dengan ungkapan lain, dia adalah penyimpan
rahasia Rasulallah Shollallahu Alaihi Wa Sallam selama beliau hidup.
Huzaifah dipilih oleh Rasulallah dari yang lainnya karena sangat ‘sarat”
dengan teknik- teknik kitman sehingga tidak pernah membocorkan
rahasianya sendiri kepada orang luar. Huzaifah mempunyai kepekaan
otomatik (sensitifitas) yang tidak gampang menghadapi posisi sulit.
Apresiasi beliau sangat tinggi terhadap urgennya merahasiakan informasi-
informasi militer dari sadapan musuh hingga segala rencana-rencana dan
tujuan kaum Muslimin tidak tersebar. Ia juga memilih kecakapan dan
naluri yang tinggi untuk mengetahui setiap bentuk informasi. Semua
sifat-sifat itu adalah sifat seorang mata-mata teladan. Dan terbukti,
watak itu sungguh berpengaruh dalam hidup Huzaifah: setiap kali dia
mendapatkan atau mendengar berita yang berdampak serius terhadap nasib
hidup kaum Muslimin, dia melaporkan berita itu kepada orang yang
berkompeten secepatnya. Namun demikian kewajiban kitman tidak lantas
terpikulkan atas pundak sahabat Huzaifah semata. Merupakan keharusan
bagi setiap muslim untuk menunaikan kewajiban kitman. Mereka wajib
mengawasi gerak langkah orang yang tidak jelas asal- usulnya, yang hoby
dengan perilaku menyimpang, orang munafik, serta musuh-musuh Islam dan
kaum Muslimin secara keseluruhan. Sekali waktu, shahabat Umair bin Sa’ad
al-Anshary mendengar Jallas bin Suwaid bin Shamit dulunya dia tidak
ikut dalam perang tabuk- mengucapkan kata-kata yang tidak pantas
diucapkan seoarang muslim terhadap Rasulallah. Lalu Umair melaporkan hal
tersebut kepada Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam. Padahal Umair waktu
itu dibawah tanggung jawab Jallas yang telah memperistrikan ibunya
sesudah bapaknya wafat, “Demi Allah wahai Jallas! Kamu adalah orang yang
saya sukai, paling dermawan, dan yang paling tidak saya senangi jika
tertimpa musibah. Tetapi kamu telah mengucapkan kata-kata yang jika ku
bocorakan akan membuatmu malu, tapi bila saya diamkan niscaya akan
merusak dienku. Namun yang pasti, salah satunya lebih lebih ringan
disbanding yang lain “. Ketika dihadapkan Rasulallah Shollallahu Alaihi
Wa Sallam, Jallas bersumpah, “Sungguh Umair telah menuduhku dengan
bohong. Apa yang diucapkan Umair itu tidak pernah aku katakan !” Lalu
Allah Azza Wa Jalla menurunkan firman-Nya mengomentari kasus ini: “
Mereka ( orang – orang munafik itu ) bersumpah dengan ( nama ) Allah,
bahwa mereka tidak mengatakan ( sesuatu yang menyakitimu ). Sesungguhnya
mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir
sesudah Islam, dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya ;
dan mereka tidak mencela ( Allah dan Rasul-Nya ), kecuali karena Allah
dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka.Maka, jika
mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka. Dan jika mereka
berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di
dunia dan akhirat. Dan mereka sekali – kali tidak mempunyai pelindung
dan tidak ( pula ) penolong di muka bumi “. ( Q.S. At-Taubah : 74 )
Dengan peringatan Allah ini, Jallas kemudian bertaubat dengan taubatan
nasuha. Selanjutnya, ia tetap dikenang dengan kebaikan dan keislamannya
yang terpuji. Pada waktu ayat diatas turun, Nabi Shollallahu Alaihi Wa
Sallam berkata kepada Umair ; “wahai pemuda,, Telingamu sungguh tajam
dan sungguh Rabb-mu telah membenarkanmu ”. Seorang muslim sejati
senantiasa waspada dan teguh memegang amanah rahasia dan juga terhadap
seluruh kepentingan-kepentingan kaum Muslimin yang strategis. B.
Sebagaimana halnya Nabi Shollallahu Ailaihi Wa Sallam memiliki mata-mata
dalam kota Madinah yang bertugas menjamin langgengnya kesatuan kekuatan
dalam negeri dan mencegah bobolnya benteng- benteng pertahanan dalam
kota; beliau pun memiliki mata-mata diluar kota Madinah, yaitu dikota
Makkah, ditengah perkampungan kabilah- kabilah Arab yang oposan dinegeri
Ramawi, dan di negeri Persia. Para mata-mata itu selalu
menginformasikan kepada Rasulallah Shollallahu Alaihi Wa Sallam setiap
bentuk berita, baik berita kecil, berita penting dan berbahaya, atau
mungkin juga sesuatu yang berbahaya atau startegi bagi kepemimpinan
Islam dan kaum Muslimin. Hal-hal seperti itulah yang menjelaskan kepada
kita sebab-sebab kemenangan beliau atas musuh – musuhnya yang begitu
banyak. Beliau selalu berhasil mengetahui rencana- rencana musuh sedini
mungkin. Beliaupun dengan mudah menggagalkan segala bentuk makar musuh
yang ditujukan kepada Islam dan umat Islam. Di sisi lain kenyataan
diatas juga menerangkan kepada kita sebab- sebab tidak sanggupnya kaum
musyrikin, bangsa Yahudi, dan musuh Islam pada umumnya melancarkan
serangan mendadak atas pasukan Nabi. Sebaliknya, justru beliaulah yang
berhasil merepotkan musuh-musuh Islam dengan gempuran dadakan yang
mengejutkan dalam berbagai ghazwah (peristiwa perang yang beliau ikuti)
atau sariyah ( yang tidak sempat beliau ikuti ). Adapun intel dan
mata-mata beliau yang menyebar diluar kota Madinah terdiri dari pribadi
muslim yang merahasiakan keislamannya atau juga berasal dari keluarga
beliau sendiri. Sebelum perang Uhud meletus, Abbas paman Nabi, mengirim
sepucuk surat kepada beliau berisi jadwal keberangkatan pasukan
musyrikin Quraisy untuk menggempur beliau, lengkap dengan jumlah anggota
kekuatan perang tersebut. Dengan cepat sekali, kurir surat Abbas
menyanpaikan surat tersebut kepada Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam.
Sampai-sampai jarak yang membentang Mekkah dan Madinah Cuma “dilahapnya’
dalam tempo 3 hari. Kurir tersebut mendapatkan Nabi Shollallahi Alihi
Wa Sallam tengah beristirahat di dalam mesjid Quba. Selanjutnya surat
itu diserahkan kepada Nabi. Begitu Abbas dan beberapa orang penduduk
Mekkah melaporkan kepada Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam seluruh
manuver serta rencana Quraisy dan sekutu- sekutunya. Apa yang telah
terjadi pada diri Abbas, terjadi juga pada sebagian orang yang hidup
menyelinap ditengah kabilah- kabilah yang oposan terhadap kaum Muslimin,
atau juga mereka yang hidup di negeri Persia dan buni Romawi. Saya
tidak memandang perlu untuk menyebutkan bahwa Allah AzzaWa Jalla memang
senantiasa bersama Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam. Tidak diragukan
lagi Allah mendukung Nabi dengan berbagai kemenangan dan memberikan
memberikan pertolongan-Nya. Akan tetapi Nabi Shollallahu Alaihi Wa
Sallam beserta seluruh prasayarat – prasayarat kemenangan yang telah
beliau persiapkan sebelumnya hendaknya dijadikan teladan yang baik oleh
umatnya kelak, dan juga sebagai realisasi dari ayat – ayat jihad yang
terdapat dalam Islam. Seperti firman Allah : “ Dan siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda –
kuda yang ditambat untuk berperang ( yang dengan persiapan itu ) kamu
menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang – orang selain mereka yang
kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkhkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu
dan kamu tidak akan dianiaya “. ( Q.S. Al – Anfal : 60 ) Dan boleh jadi
kitman merupakan hal yang terpenting diantara sekian koleksi prasyarat –
prasyarat perang Rasulallah. Sebuah kaidah cemerlang yang terkenal
mengatakan bahwa bangsa yang sanggup menjaga rahasia – rahasia
militernya adalah bangsa yang berpeluang untuk meraih kemenangan.
Sebaliknya, bangsa yang tidak sanggup menjaga rahasia – rahasia
militernya adalah bangsa yang sama sekali tidak berpeluang meraih
kemenangan. Apa yang berlaku pada level bangsa juga berlaku pada level
individu, karena satu bangsa terdiri dari beberapa individu, persis
sebagaimana satu bangunan terbuat dari beberapa rangkaian batu bata.
Khusus untuk kalangan militer, mereka dituntut senantiasa berada di
permukiman kitman yang ketat. Demikian juga, kalangan sipil dituntut
berkitman yang rapi dikarenakan militer berasal dari rakyat dan di
tambah lagi bahwa rencana – rencana militer terkadang tidak mungkin
disembunyikan dari penglihatan rakyat. Seluruh pucuk pimpinan militer
harus menjadi teladan yang terbaik dalam berkitman. Sebab pimpinan yang
tidak memiliki sifat kitman pasti akan menggiring bawahannya ke jurang
kebinasaan. Adapun kasus pemobocoran rahasia militer yang dilakukan
dengan sengaja, baik oleh kalangan militer maupun kalangan sipil, jelas
tergolong tindakan pengkhianatan . Dan jika hal itu terjadi pada diri
pucuk pimpinan militer dan sipil, maka itulah pengkhianatan besar. Orang
yang tidak mampu menjaga rahasia militer bangsanya, maka sesungguhnya
kehadiran dia ditengah bangsanya hanya mendatangkan keuntungan bagi
pihak musuh. Sesungguhnya suatu hal yang memalukan, manakala kehadiran
seseorang di tengah bangsanya tidak memberikan manfaat, bahkan justru
menguntungkan pihak musuh. Alangkah banyaknya kata – kata terlontar yang
dikira sepele, padahal dalam kenyataannya dia adalah rahasia militer
yang jika dibocorkan akan mengakibatkan malapetaka terhadap pihak
militer itu. Sejarah perang adalah bukti terbaik. Di dalamnya terdapat
banyak ibrah bagi mereka yang ingin belajar. Sesungguhnya kitman dalam
pandangan Islam merupakan bagian dari dien yang langsung di ajarkan Al –
Qur’an dan telah dipraktekkan Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam dalam
kehidupan militer beliau. Sungguh benar apa yang telah disinyalir oleh
Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam ; “ Diantara ciri baiknya kualitas
Islam seseorang adalah dia meninggalkan apa – apa yang tidak berguna
baginya “ Seorang muslim yang sejati akan meneladani Nabi Shollallahu
Alaihi Wa Sallam sebab jika tidak , dia tidak lebih dari seorang muslim
status ( muslim KTP ) atau seorang yang mengaku – ngaku muslim,
sementara Islam sendiri jauh dari dirinya. BAGAIMANA KITA MENJAGA
RAHASIA ? Masalahnya sekarang ; bagaimana caranya menjaga rahasia –
rahasia militer kita? Jawabannya sendiri sangatlah gampang. Tapi untuk
meletakkan jawaban itu di atas bingkai realitas, sungguh membutuhkan
perjuangan yang berat! Gejala doyan ngomong ( hobbi bicara ) telah
menjadi adat yang mengakar pada kebanyakan manusia. Dan itulah salah
satu kelemahan kita yang harus kita basmi tanpa kenal sedikit pun belas
kasih ! Mereka yang respek terhadap nilai pentingnya menjaga rahasia,
harus memperingatkan mereka yang senang mengumbar rahasia di mana –
mana, hanya untuk mengeyangkan jiwanya yang lapar popularitas (
syahwatul kalaam ). Mereka yang paham tentang keistimewaan kitman
berkewajiban menyuruh bungkam setiap orang yang mengetahui rahasia
gerakan Islam, baik berasal dari keluarga jauh ataupun kerabat dekat.
Adapun jika dia bersama orang lain, mendengar dan membiarkan saja orang
membocorkan rahasia – rahasia militer Islam; kemudian dia tidak
mengucapkan satu kata pun larangan yang tegas , maka dia tergolong
berkomplot dengan pembocor itu dalam menyebarkan rahasia. Demikian juga
personil – personil militer beserta komandan – komandannya harus dilatih
agar memiliki sifat kitman yang semakin baik mungkin. Sungguh di antara
faktor – faktor kekalahan bangsa Arab dalam perang Juni 1967, adalah
bahwa Israel – sebagaimana yang telah diutarakan oleh para pemimpinnya –
mampu meraup detail – detail rahasia militer Arab dari satu segi, dan
sekaligus sukses menyembunyikan rahasia – rahasia militernya pada segi
yang lain. Sangat mengherankan, bagaimana mass – media Arab menyediakan “
pelayanan gratis “ tentang informasi rahasia militer mereka yang
seharusnya tetep rapi dalam pengawasan yang rapat. Bukanlah tergolong
dalam lingkaran kitman ( menjaga rahasia ) bila membeberkan dan
menyiarkan kabar evakuasi kesatuan – kesatuan pasukan dari satu tepat ke
tempat lain! Bukanlah tergolong dalam lingkaran kitman ( menjaga
rahasia ) bila membocorkan kabar transaksi pembelian senjata, baik
menyangkut jumlah senjata, gudang – gudang penyimpanan !! Bukanlah
tergolong dalam lingkaran kitman ( menjaga rahasia ) bila menyiapkan
gambar – gambar senjata itu, menceritakan seluruh rencana dan tujuan di
lapangan !! Orang yang ingin menumpas habis musuhnya, tidak mungkin
mengatakan kepada musuhnya mengatakan kepada musuhnya itu saban hari, “
Saya ingin menghabisimu…saya ingin membunuhmu …!! Justru yang paling
bisa dicerna bila ia memendam rapat – rapat niatnya. Bahkan bila perlu
ia berkamuflase sehingga timbul kebingungan dalam diri musuhnya itu.
Maka bagaimana pula halnya dengan bangsa yang berniat menghancurkan
musuhnya, mungkin sebagai tindakan balasan atas hak – haknya yang
terampas, selalu dan selalu mengatakan kepada musuhnya itu secara
terbuka , “ Saya akan mnghancurkan kalian, saya akan menteror kalian …!!
Untuk itu wajib menjadi slogan atas tiap individu Muslim, bahkan atas
seluruh umat Muslin, “Saya tidak mendengar… saya tdak berkomentar ” !!
Kondisi – kondisi yang dewasa ini sesungguhnya menurut kita untuk
komitmen dan seni kitman yang sholid .Dan kita semuanya telah
menyaksikan bagaimana sikap komitmen tersebut telah membuahkan
kemenangan gemilang bagi generasi awal kaum Muslimin. Yang tersisa ,
apakah kita sanggup mengambil ‘ibrah dari cerira – cerita tentang kitman
yang telah dipraktekkan oleh Rasulallah Shollallahu Alaihi Wa Sallam
pada 14 abad yang lalu itu? Ataukah kita masih tetap butuh kepada
malapetaka dan kehancuran??? KHATIMAH Jika sikap kitman wajib dimiliki
oleh seluruh bangsa di mana setiap individu yang terdapat dalam kelompok
bangsa itu harus komitmen dengan kitman; maka persoalan kitman dalam
Islam lebih dari sekedar itu. Kitman adalah persoalan Dien ( agama )
yang wajib ditaati oleh setiap muslim yang memiliki iman yang tulen !!
Seorang muslim yang sejati pasti kokoh dalam menjaga rahasia. Ini bisa
terealisasir karena dia patuh terhadap Sabda Nabi Shollallahu Alaihi Wa
Sallam, “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaknya ia berkata baik atau sekalian diam saja “. ( H.R. Bukhari
Muslim ) Jika kehadiran kitman dalam kisah – kisah perang zaman lampau
adalah suatu yang urgen bagi personel pasukan, maka sifat kitman dalam
perang modern lebih dari sekedar mendesak melihat inovasi alat – alat
penyadap informasi dan instrumen – instrumen canggih untuk mengumpulkan
berita – berita. Ada instrumen elektronik yang sanggup mengirim
informasi apa saja ke pihak lawan sekejap mata. Juga ada pesawat –
pesawat pengintai yang mampu meleset ke udara tanpa pilot, kapal selam
mata – mata bertenaga nuklir, dan alat – alat penyadap yang bisa
memberitahukan musuh dengan kilat setiap bisikan yang terucap dibalik
dinding, Mungkin saja orang yang pernah mengucapkan “ Dinding itu
mempuyai kuping “ telah mengetahui dari balik tirai kegaiban akan
lahirnya, kelak alat – alat spionase elektronik yang berfungsi
memindahkan informasi ke pihak musuh dalam waktu yang sangat singkat.
Kita harus mengkaji kitman dan mengajarkannya kepada anak – anak dan
istri – istri kita agar kitman itu mengental menjadi kebiasaan dalam
sifat kita. Hanya itu jalan satu – satunya yang bisa meluputkan kita
dari sentuhan jari – jari tujuan spionase musuh. Sebenarnya kita masih
banyak memiliki bahan – bahan percakapan dimana kita bisa menghabiskan
waktu dengannya tanpa harus menjerumuskan diri dalam pembicaraan soal –
soal militer yang boleh jadi berakibat terbukanya peluang bagi musuh
mengetahui dan tentu saja bisa berbuat apa saja atas nasib kita Segala
puji – pujian bagi Allah; semoga senantiasa tercurah atas junjungan dan
pemimpinku Rasulallah beserta seluruh keluarga dan shahabatnya. Semoga
bisa menjadi pelajaran bagi perjuangan kita semua kedepanya.. Allahu
Akbar..!!
Sumber : forum at-tawbah